Camp Maba 2014 dan Debu Kelud

Camp Maba 2014 telah usai. Acara ini berlangsung selama 3 hari 2 malam, dari 12-14 Februari 2014. Banyak banget kisah seru dan tidak lupa juga pertolongan Tuhan yang benar-benar luar biasa. Jadi gini ceritanya…

Camp Maba ini acaranya PMK (Persekutuan Mahasiswa Kristen). Semacam retreat. Pesertanya ini mahasiwa baru dalam satu fakultas. Kalau di FK, camp mabanya agak beda nih. Kalau di fakultas lain, panitianya adalah kakak tingkat, sedangkan di camp maba-nya anak FK, panitianya itu para mahasiswa baru alias maba. Jadi, dari maba, untuk maba, oleh maba gitu ceritanya. Nah di sini aku termasuk dalam kepanitiaan. Aku bertanggung jawab sebagai kordi sie konsumsi.

Hari pertama, acara berjalan lumayan lancar. Seru banget. Keren deh. Yah memang sih ada sedikit masalah sih karena miss communication sama sie acara. Yah jadi agak meleset dari rundown gitu. Tapi semuanya udah beres kok, jadi hari kedua dan ketiga-nya udah gak ada masalah dengan itu.

Hari kedua, bikin deg-degan. Ya bagaimana tidak, seharian itu hujan. Aku mengkhawatirkan sesi api unggun dan BBQ. Sampai jam 5 sore, hujan masih tetap turun. Segenap kami pun membawa hal ini ke dalam doa. Puji Tuhan, jam 7 malam hujan telah berhenti.

Acara api unggun dimulai sekitar jam setengah sepuluh malam. Menurutku, ini saat yg paling sibuk buat sie konsumsi selama tiga hari ini. Ada acara bakar jagung sama sate sosis bakso. Tapi seru banget deh. Tidak kerasa capeknya. Benar-benar menikmati momen ini. Selesai tuh anak-anak makan jagung, sosis, dan baksonya. Sudah hampir jam 12, sudah hampir masuk waktu tidur menurut rundown. Anak-anak masih duduk di sekeliling api unggun sambil menyanyi. Setelah beberapa waktu, aku tidak sengaja menyentuh lenganku. Nah, di situ aku menyadari ada sesuatu yang salah di sana. Saat itu aku mengenakan kaos lengan pendek sehingga sebagian lenganku tampak. Aku merasakan ada pasir atau debu gitu di lenganku. Aku mengira itu berasal dari abu kayu bakar di depanku. Sekitar 2 menit kemudian, teman-temanku menyadari keberadaan debu-debu ini. Salah satu temanku mengajak kami masuk ke dalam ruangan sambil meneriakan “Ini abu kelud. Ayo masuk“. Tampaknya ia sedang melihat gadget-nya saat kabar meletusnya gunung kelud marak diperbincangkan di social media.

Akhirnya kami berkumpul di ruang makan. Setelah rapat dadakan, diputuskan untuk kembali ke kamar masing-masing. Kami mulai was-was. Bagaimana dengan acara esok hari? Apalagi besok itu jadwalnya outbond. Bagaimana outbond di tengah hujan debu seperti ini. Padahal acara ini sudah kami persiapkan dari berbulan-bulan yang lalu. Satu-satunya yang bisa kami lakukan adalah berdoa.

Tapi setelah aku pikir-pikir, merenung kembali, Tuhan telah memberi pertolongan bahkan dlam kondisi yang tidak terduga seperti itu. Acara api unggun ini benar-benar Tuhan tolong sepenuhnya. Hujan sudah dihindarkan, hujan abu pun turunnya setelah acara bakar-bakaran dan makan-makan selesai. Tidak di awal atau tengah acara. Apa yang telah dipersiapkan sie acara dan sie konsumsi menjadi tidak sia-sia.

Hari ketiga, pagi-pagi aku melihat ke luar melalui jendela. Taman depan kamar tidak lagi hijau. Abu menutupi seperti salju. Puji Tuhan, abumya tidak terlalu tebal. Aku melihat teras depan kamarku. Abunya hanya setebal 0,3 – 0,5 cm. Tipis kok. Angin yang berhembus pun tidak membawa debu yang sebanyak malam sebelumnya. Hanya sesekali membawa abu vulkanik yang jatuh di permukaan tanah.

Untuk acara outbond, itu bukan acara yang dipersiapkan sie acara. Kakak tingkat datang ke villa kami di pagi hari ketiga khusus untuk acara outbond itu. Jadi, itu adalah acara dari kakak tingkat. Acara outbondnya dipindah ke aula. Banyak games yang dilakukan. Salah satunya, dodgeball. Permainan ini benar-benar mengingatkan sama Running Man. Sering banget kan permainan ini jadi permainan selingan di reality show itu kan. Hahaha… Bedanya bola yang dipakai ada 6 buah, pakai bola yang ada di permainan mandi bola itu lho.. Lucunya, 15 detik setelah acara dimulai, tinggal aku yang tersisa di timku. Lima orang dari timku gugur seketika di awal permainan. Ya aku bisa bertahan selama 1-2 menit sebelum aku akhirnya kena juga.

Sampai akhirnya di penghujung acara. Kami bersiap-siap pulang ke UB. Di tengah perjalanan, di wilayah sekitar UMM (Universitas Muhammadiyah Malang), aku menoleh ke arah jendela. Aku melihat ke arah jalanan. Aneh. Tidak ada debu vulkanik yang tampak. Sesampainya di wilayah fakultas kedokteran, aku menuju ke arah parkiran. Jok motor temanku tidak tampak ada lapisan debu yang menutupi. Beda banget sama mobil temenku saat di parkir di villa kami waktu itu.

Aku rasa untuk saat ini, kabupaten Malang saja yang terkena dampaknya. Untuk kota Malang, tidak tampak tanda-tandanya. Sekarang tinggal berdoa agar segala musibah di tanah air Indonesia cepat berlalu.

#PrayforKelud #Pray forIndonesia

Leave a comment